Judul : Karya Ilmiah yang Dikonversi menjadi Buku
Resume
ke : 25
Gelombang : 29
Tanggal : 21 Agustus 2023
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber : Eko Daryono, S.Kom.
Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom. Gr.
Narasumber KBMN 29 ke-25 malam ini
bernama Eko Daryono, S.Kom. Beliau tenaga pendidik, penulis, narasumber, dan moderator. Beliau dilahirkan
di Karang Anyar pada 20 Desember 1975. Prestasi yang pernah diraih mendapatkan
juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Kabupaten pada tahun 2008 dan Juara 2
Guru berprestasi Tingkat Kabupaten tahun 2008.
Narasumber mengusung tema Menulis Buku dari Karya Ilmiah.
Menurut Perka LIPI No 2/2014 bahwa:
“Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan
(review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan
atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah."
Karya tulis ilmiah dibagi menjadi
dua yakni:
1. Karya
tulis ilmiah buku yang terdiri dari:
a. Didaktik
(Bahan Ajar): handout, diktat, modul, buku ajar, dan buku referensi.
b. Pengayaan:
monografi, buku teks, buku pegangan (handbook), buku panduan.
c. Kompilasi:
Bunga Rampai, Prosiding.
2. Karya
tulis ilmiah non buku yang terdiri dari:
a. Kesarjanaan:
Skripsi, tesis, disertasi
b. Hasil
Penelitian (Esai Ilmiah): laporan, makalah, artikel, komunikasi pendek.
c. Ulasan:
resensi
(sumber:
Bambang Ttrimansyah (2019:6)
Jadi
tidak semua Karya Tulis Ilmiah itu berupa buku. Secara wujud, PTK, PTS, Tugas
Akhir, skripsi, tesis, desertasi memang berwujud buku, namun bukan buku. Lebih
tepatnya laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.
Umunya
Karya Tulis Ilmiah tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural
terdiri dari:
1. Halaman
Awal
2. Bagian
Isi
Bab 1. Pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, dan manfaat penelitian.
Bab
2. Kajian Teorietis yang berisi kajian pustaka, hasil penelitan yang relevan,
kerangka pemikiran, dan hipotesis.
Bab
3. Metode Penelitian yang berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek penelitian (populasi dan sampel), data dan sumber data, teknik validasi
data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi deskripsi obyek penelitian,
hasil penelitian dan analisis data, dan pembahasan.
Bab
5. Penutup yang berisi kesimpulan dan saran
3. Halaman
Akhir yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran
Terdapat
perbedaan antara laporan Karya Tulis Ilmiah dan Karya Tulis Ilmiah yang telah
dikonversi menjadi buku:
Laporan
Karya Tulis Ilmiah/Penelitian:
Memiliki
sasaran pembaca yang terbatas, sistematis penulisan dalam penomoran-penomoran
sub bab yang kaku dan baku, sajian data mulai dari data mentah sampai data yang
sudah diolah, dan memakai bahasa baku yang butuh pemahaman.
Karya
Tulis Ilmiah yang sudah dikonversi menjadi buku:
Memiliki
sasaran pembaca semua kalangan yang memiliki interest terhadap isi buku,
penulisannnya sistematis dan fleksibel disesuaikan dengan isi buku, umumnya
menyampaikan data yang berarti bagi pembaca saja, bahasa mudah dipahami, dan
ber-ISBN.
Buku
hasil konversi dari KTI bisa di ISNB-kan sedangkan KTI yang langsung di buat
buku tanpa konversi (atau mentah KTI lgs diterbitkan) umumnya QRCBN
Cara
mengkonversi KTI menjadi buku:
Langkah
Pertama : Memodifikasi Judul
Judul
buku hasil konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah
diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.
Langkah
Kedua : Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI
Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika
dan penomoran yang baku. Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku,
maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak
lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.
Modifikasi
Bab I
Bab
I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan
PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA namun lebih menarik jika diambilkan dari intisari
Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku.
Secara
struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang,
permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih
mengeksplor latar belakang.
Modifikasi
Bab II
Bab
2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga
setiap bab mengandung satu aspek pembahasan.
Modifikasi
Bab III
Bab
III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua
paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal.
Modifikasi
Bab IV
Bagian
ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV
tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan
dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV,
namun sekali lagi tergantung pada penulis yang ingin mengeksplor kelebihan
bukunya.
Modifikasi
Bab V
Pada
laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut
dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat
tanpa adanya prasarana.
Modifikasi
Lampiran
Lampiran
yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data
yang menyangkut privasi tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa
lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat
kode-kode atau dibuat tabulasi.
Bolehkah
laporan KTI yang original apa adanya langsung dapat dijadikan buku?
Boleh
saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi
bukan buku). Hanya saja buku semacam ini sulit untuk memperoleh ISBN. terlebih
saat ini penerbitan ISBN begitu selektif.
Secara
persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung
dibukukan tanpa dikonversi tentu akan berbeda dengan yang memang dikonversi
jadi buku.
Hal-hal
apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku
1.
Keaslian laporan hasil penelitian
2.
Menghindari kompilasi yang terlalu banyak.
3.
Memilah dan memilih data yang dipublikasikan
4.
Modifikasi bahasa buku
5.
Hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
6.
Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku
untuk mendukung keabsahan buku.
7.
Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional)
Realitasnya
memang membuat buku dari karya tulis ilmiah seolah melahirkan buku baru.
terlebih jika buku tersebut hendak di ISBN kan.
#SALAM LITERASI#
Mantaap resumenya
BalasHapus