Judul : Imajinasi Penulis Cerita Fiksi
Resume
ke : 9
Gelombang : 29
Tanggal : 14 Juli 2023
Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber : Sudomo, S.Pt.
Moderator : Arofiah Afifi, S.Pd.
Narasumber
pelatihan KBMN ke-29 malam ini, Jumat 14 Juli 2023 adalah seorang penulis fiksi yang
berprofesi sebagai guru di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Dia adalah Bapak
Sudomo, S.Pt. Lebih dikenal dengan sapaan MazMO.
Tema malam ini adalah Kiat Menulis Cerita Fiksi. Cerita Fiksi biasanya ditulis oleh penulis berdasarkan imajinasi penulis bukan berdasarkan fakta.
Diawal pelatihan narasumber memberikan kiat atau tips yaitu:
1. Mulai dari diri
Dari
diri, kita dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan pribadi atau orang lain.
Melalui konsep. Pertama, diharapkan penulis mengetahui
dan memahami syarat menulis cerita fiksi sebagai berikut :
1.
Dibutuhkan komitmen dan niat yang kuat
2.
Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi
3.
Usahakan untuk membuat cerita fiksi
yang logis
4.
Selain menulis, diaanjurkan untuk
banyak membaca tulisan fiksi orang lain
5.
Sering mengecek kata-kata yang dianggap
ragu di KBBI dan PUEBI
Kedua,
membuat premis atau ringkasan/synopsis cerita fiksi yang menjelaskan tokoh,
karakter, rintangan, dan resolusi hanya dalam satu kalimat.
Dengan
1 kalimat premis, kita dapat membayangkan cerita secara keseluruhan.
Kalimat
premis dapat memuat 4 poin yaitu:
1.
Tokoh
2.
Karakter
3.
Tantangan
4.
Resolusi
Seorang
anak laki-laki yang berjuang membalaskan dendam kematian orang tuanya dengan
melawan penyihir jahat.
Ketiga,
Kreatifitas dari seorang penulis fiksi.
MazMO
memiliki kreatifitas tersendiri, beliau saat menulis lebih nyaman menentukan
ending-nya suatu cerita setelah menentukan tema.
Setelah
keduanya sudah ditentukan, berikutnya MazMo menentukan genre yang sesuai
(apakah bersifat horor, romantic, sedih, dan lain-lain.
Selanjutnya
MazMo barulah membuat kerangka karangan (outline),
berupa premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang cerita.
Jika
rangkaian diatas telah selesai, selanjutnya melakukan swasunting. Swasunting
terkait logika cerita, penulisan, dan tata bahasa.
Swasunting
merupakan penilaian dari isi cerita fiksi yang telah dibuat.
3. Ruang Kolaborasi
Di
ruang kolaborasi ini, MazMo memberikan suatu cerita fiksi yang bagian
selanjutnya diminta untuk diteruskan peserta pelatihan.
Brak!
Terdengar
suara daun pintu dibanting. Kepalaku memutar menuju sumber suara. Kosong. Dalam
remang, mataku menangkap sebuah bayang hitam. Seperti aku mengenalinya.
Sosok
wajah yang sebelumnya aku kenal, hadir kembali secara spontan.
Wajah
yang sangat mengagumkan, penuh dengan harapan yang tak mudah sirna.
Dia
adalah seorang sosok yang selalu menyayangiku, dikala kehidupannya.
Senyum
bibirnya, terlihat mempesona. Diriku pun terbuai. Sontak terdengar suara
memanggil namaku. Akupun terbangun.
Pada
sesi ini MazMo memberikan tugas kepada peserta pelatihan untuk membuat tema cerita fiksi dan dilanjutkan dengan
membuat premisnya.
Berikut
tema dan premis yang saya buat:
1.
Tema: Anak yang durhaka
Premis : Seorang anak yang durhaka terhadap orang
tuanya dan menjadi sebuah batu di daerah Sumatera.
Premis : Dia adalah sosok binatang yang lincah dan lucu.
Dia suka memakan buah pisang dan bergerak lincah.
Penulis
dianjurkan MazMo untuk membaca tulisan atau karya fiksi dari penulis lainnya
sebagai bahan referensi untuk menulis cerita fiksi selanjutnya.
6. Koneksi Antar Materi
Alur ini
merupakan ringkasan dari materi yang telah dipaparkan sebelumnya.
7. Aksi Nyata
Mulailah untuk membuat cerita
fiksi.
MazMo berpesan kepada kami peserta
pelatihan, “selesaikan apa yang telah dimulai dan jangan menulis sambil
mengedit.”
Komentar
Posting Komentar